Sabtu, 22 September 2012

Langkah menyususn Instrumen

Sebagian besar guru-guru (dari pengalaman saya memberikan pelatihan, atau perkuliahan pada program S2  bidang  Pendidikan), kalau ditanya apa bedanya tes objektif dengan tes subjekfi. Mereka pada umumnya menjawa. Tes objektif itu bentuk pilihan ganda sedang tes subjektif, itu bentuk uraian. Saya tanya lagi,  kalau bentuk tes isian singkat, apa itu objektif atau subjektif, pasti jawabannya bergam ada yang bilang subjektif, ada yang objektif.

Yang benar,  ukuran objektif atau subjektif sebuah bentuk tes, adalah  skor yang akan diberikan oleh sipenilai  hasil ujian. Jika terhadap lembaran jawaban akan memeberikan sekor yang sama, siapapun dan berapapun orang yang memeriksa lembar jawaban tersebut, karena di memeliki kunci jawaban yang pasti. Sementara pada bentuk tes subjektif tidak mengkin skor yang sama diberikan oleh penialai yang berbeda, karena tidak ada kunci jawaban yang pasti untuk sebuah bentuk tes subjektif.

Masalah lain yang sering tidak diketahui oleh para guru adalah perbedaan intrumen tes dan non tes. Ketka ditanya hal itu, pasti jawabannya   contoh soal . Apa bedanya alat ukur tes dengan non tes, sebagian besar guru menjawab, kalau non tes itu wawancara, kalau non tes itu adalah angket. Padahal angket dan wawancara fungsi dan tujuannya sama. 
Jawaban yang benar adalah, bahwa unkuran perbedaan tes dengan non tes terletak pada kunci jawaban, Jika untuk tes, pasti ada jawaban yang harus benar, smentara non tes tidak ada kunci jawaban,  jawaban diserahkan pada responden dan tidak ada patokan dan tuntutan jawaban benar.

Bagaimana dengan perbedaan Pengukuan, penelialain dan evaluasi. ha ini jarang dipahami oleh para guru. Semestinya para guru bukan sekedar praktis diajari cara membuat butir soal saja , tapi seharusnya mereka diajari juga filosofinya. Misalnya saya pernah menanyakan tantang kisi-kisi soal. Kenapa dan kisi itu harus dicantumkan kompetensi dasar. sedikit sekali guru yang dapat menjawab pertenyaan itu. Padahal semestinya itu sudah harus dipahami oleh guru, apalagi guru yang sudah disertifikasi.

Terakhir (karena saya dimita untuk menyampaikan materi cara menyusun istrumen) saya tanya pada guru-guru. bagaimana langkah menyususn butir soal? Ttidak banyak yang bisa menjawab, dan yang menjawabpun tidak lengkap. 

Jadi selama ini, kalau membuat soal bagaimana, jawabannya langsung lihat buku paket, lalu buat soal  dengan mengacu pada uraian  materi atau mencontoh soal yang sudah ada. Yang benar langkah-langkah membuat soal adalah.... besok lanjutkan, saya mo nguji proposal mahasiswa dulu.
 

0 komentar:

Posting Komentar